Hantu Pocong Di Dalam Rumah Makan Soto - Pada siang itu, Terlihat warung soto Akmadi yang kini ada di Kota Mojokerto sangatlah ramai. Pada pukul di jam makan siang, warung makan yang telah letaknya cukup sangat dekat dari Alun-Alun di Kota Mojokerto memang lah senantiasa penuh dan hingga sesak konsumen. Mereka yang sedang makan tak hanya saja dari orang-orang tua, Akan tetapi, ada pula dari keluarga muda, bahkan juga pada anak-anak yang masihlah remaja juga ikut turut nikmati lezatnya dalam warung soto Akmadi.
Cerita Hantu Pocong Di Dalam Rumah Makan Soto
Berita photo penampakan orang yang dipangku pocongan itu nyatanya cepat menebar, termasuk juga gambarnya juga menebar dari handphone ke handphone lain. Sesudah kehebohan itu, malah malahada sebagian orang yang mengakui lihat penampakan pocongan yang tengah memangku seseorang konsumen waktu mereka ada di warung itu. Herannya, sesudah ada momen itu, malah yang lain jadi ikutan memberi-nambahi.
Ada lagi yang mengatakan bila orang yang kerap makan di warung itu bebrapa dapat bakal jadikan tumbal pesugihan pocong. Tidak menanti saat lama, mengakibatkan gosip itu warung makan punya Akmadi sepi konsumen.Akmadi yang terasa tak lakukan apa-apa serta tak tahu gosip pesugihan itu, jadi heran sendiri. Hari itu, tak ada seseorang konsumen juga yang makan di warungnya. Tempo hari masihlah ada satu-dua orang konsumen, tetapi saat ini tak ada sekalipun yang singgah di warungnya. Istrinya yang umum menolong melayani konsumen telah pulang lebih dahulu, mungkin saja lantaran warungnya sepi.
Akmadi terasa capek sekali hari itu. Bila dahulu tubuhnya capek lantaran melayani konsumen, saat ini tubuhnya capek menanti konsumen yang tak ada satupun yang datang. Lelah melayani pembelibikin hatinya suka. Namun lelah lantaran tak ada konsumen bukan sekedar bikin tubuhnya yang capek, namun hatinya juga terasa nelangsa.Dalam hati, lelaki ini selalu bertanyatanya, ada apa ini, mengapa cuma kurun waktu tidaklah sampai satu minggu warungnya jadi tak ada konsumen sekalipun?
Malam itu, sebelumnya tutup warungnya, Akmadi telah berkemauan bakal mencari jawabannya. Ia bakal bertanya hal semacam itu pada salah seseorang rekannya, yang keduanya sama buka warung di sekitarsitu.Dahulu, warung soto punya Akmadi yang ada di Kota Mojokerto itu tidak pernah sepi konsumen. Setiap saat di buka mulai jam 09. 00-21. 00 WIB, warung itu senantiasa ludes diserang konsumen yang menginginkan menikmati sotonya yang sesungguhnya terdapat banyak ditempat lain. Warung soto punya Akmadi seakan jadi ciri khas Kota Mojokerto.
Beberapa orang dari luar Kota Mojokerto banyak juga yang mengetahui serta sukai makan di warung sotonya bila kebetulan melewati Kota Onde-Onde ini. Di samping rasa-rasanya yang memanglah enak, harganya juga terjangkau. Demikian rata-rata argumen pelanggannya.Sekitaran jam 21. 00 WIB, Akmadi tutup warungnya. Ia meluangkan keluar sebentar untuk menengok ke kanan serta kiri, mungkin ada calon konsumen. Namun, malam itu memanglah kelihatannya tak ada seseorang juga yang bakal singgah di warungnya. Ia lihat sebagian warung yang sediakan menu lain, terkecuali soto, sudah tutup serta cuma warung punya Tono, penjual sate ayam yang masihlah buka.
Ingin Daftar Permainan Games Judi Online Silahkan Saja Klik Dibawah Ini :
Sebelumnya tutup warungnya, Akmadi pernah menarik nafas dalam-dalam sambil berucap dalam batin, mungkin saja sepinya warung soto ini yaitu cobaan yang didapatkan Tuhan padanya. Sebab, dulu pada saat warungnya ramai ia lupa bersukur atau kurang bersukur. Karenanya ia mesti tabah serta sabar dalam menghadapinya.Dengan sabar, ia meyakini akan tidak bikin hatinya makin gelisah Malam itu, selesai tutup warungnya,Akmadi mendatangi Pak Tono, penjual warung sate ayam yang masihlah satu jejeran dengannya. Ia berkeluh kesah pada rekannya yang asal Madura itu mengenai warungnya yang mendadak jadi sepi konsumen.
“Jadi anda sendiri belum mendengar mengenai gosip tentang warungmu, Di? ” Bertanya rekannya itu.
“Belum nih , kenapa emang, No? ”
Akmadi balik ajukan pertanyaan. Tono pada akhirnya bercerita apa yang didengarnya dengan cara terinci. Mulai dari photo salah seseorang yang tuturnya dipangku pocongan hingga warungnya yang setiap saat dapat minta tumbal. Tidak cuma menceritakan, Tono juga tunjukkan gambar seseorang gadis yang tuturnya dipangku pocongan lewat telepon genggamnya.
Mendengar narasi itu, Akmadi cuma geleng-geleng kepala sembari sesekali menarik nafas dalam-dalam. Namun, waktu diperlihatkan gambar gadis yang tuturnya dipangku pocongan, Akmadi kurang meyakini bila gambar itu di ambil di warungnya.Sebab, latar belakangnya tak terang serta mungkin photo itu hasil rekayasa seperti fotofoto artis yang kerap didengarnya di berita infotaiment di tv. Ia meyakini kalau gosip itu dihembuskan orang yg tidak suka pada warungnya. Namun, siapa yang tega mengerjakannya?
Malam itu, dengan perasaan bimbang Akmadi pulang ke tempat tinggalnya yang tidaklah terlalu jauh dengan jalan kaki. Barang dagangannya ditinggalkan demikian saja di warungnya, tidak ada yang dibawa pulang.Seperti umumnya Ia masuk kedalam tempat tinggalnya yang telah sepi serta pintunya tak dikunci.
Mungkin saja istri serta anaknya yang telah berusia 7 th. telah ketiduran hingga hingga lupa mengunci pintu tempat tinggal, batin lelaki ini. Namun, hingga di ruangan tengah serta di dekat kamar yang umum dipakai untuk menyimpan beberapa barang, Akmadi mendengar suatu hal yang aneh. Nada itu lirih sekali, namun ia seperti mengetahui siapa yang menguncapkan kalimat yang berkali-kali mirip pembacaan mantera itu.
“Kadang jin mayit, terkadang jin uang! Terkadang jin mayit, terkadang jin uang! ” demikian kalimat itu terdengar hingga berulang-kali. Mendadak datang hembusan angin yang tak tahu dari tempat mana aslinya.Akmadi yang tengah mendekati ruang itu hingga di buat merinding berbarengan dengan datangnya tiupan angin itu. Sesaat dari dalam kamar, Akmadi masihlah mendengar nada yang mengatakan mantera berkali-kali itu. Mendadak lagi terdengar nada seperti benda jatuh. Kemudian situasi kembali sunyi.
Waktu Akmadi membulatkan tekad untuk mengintipnya, nyatanya didalam kamar istrinya tengah hadapi satu benda yang terbungkus kain putih meyerupai bentuk pocongan.Tidak kalah kagetnya, waktu benda mirip pocongan itu di buka nyatanya di dalamnya diisi duit tunai yang jumlahnya mengundang selera karena sangat banyak. Akmadi seakan tak yakin dengan apa yang diliatnya. Namun, rasa penasaran bikin keberaniannya nampak untuk tahu apa yang tengah dikerjakan istrinya.
“Apa yang anda kerjakan, Sri?! ” tanya
Akmadi menyebutkan nama panggilan istrinya yang bernama komplit Sriatun itu.
Sri terperanjat, tetapi cepat-cepat berwajah bertukar dengan senyuman demikian tahu yang datang yaitu suaminya.
“Kita kaya raya, Mas! Kita kaya raya, Mas! Saksikan ini, semua yaitu duit!
Tak apa-apa warung soto kita saat ini sepi, namun saat ini kita dapat jadi kaya raya dengan duit ini! ” Ucap istrinya menyakinkan Akmadi.
“Jadi sampai kini diam-diam kau memuja pesugihan pocong, Sri? Bermakna benar apa yang diisukan beberapa orang mengenai warung soto kita, Sri?! ” Bertanya Akmadi seakan masihlah belum yakin dengan apa yang dikerjakan istrinya.
Sriatun tak menjawab pertanyaan suaminya. Ia diam seperti mengiyakan atas semuanya yang sudah berlangsung. Akmadi pernah tak sepakat dengan apa yang dikerjakan istrinya yang menghalalkan semua cara untuk memperoleh kekayaan. Ia takut kalau semuanya bakal menyebabkan suatu hal yg tidak baik, memerlukan tumbal umpamanya. Tetapi, ia tak dapat berbuat apa-apa, sebab semuanya sudah dikerjakan istrinya tanpa ada sepengetahuannya. Serta, penyesalan itu makin mendalam waktu anak semata wayangnya wafat di jalan raya akibat ditabrak kendaraan bermotor sepulang dari sekolah.
Akmadi pernah mengira, bebrapa janganlah itu akibat tumbal untuk mereka yang memuja pesugihan pocong? Namun, fikiran itu pupus waktu ia tenggelam dalam kesenangan yang dibuat dari memuja pesugihan pocong yang dikerjakan istrinya.
Konon, terkecuali dapat menarik harta benda dengan cara segera yang mirip pocongan, mereka yang berpedoman PESUGIHAN KAIN POCONG juga turut terbantu bila memiliki usaha warung makanan, dagang serta semacamnya. Langkahnya, pocong pesugihan itu dapat menarik pelanggan.
Pelanggan dapat merasakan nyaman, kerasan, serta menginginkan untuk kembali pada tempat yang telah diikuti pocong pesugihan. Namun apa yang telah dikerjakan Sriatun, istri Akmadi, sudah pasti tidak akan sepadan dengan kemungkinan yang kini perlu mereka tanggung. Kesenangan di duniawi yang mereka telah reguk bakal pupus dalam hanya sekejapan mata. Namun siksa dari masa datang mesti mereka akan tanggung selama hidup. Satu dari perbuatan tercela yang tidaklah layak untuk diikuti.
Bonus Promo New Member 10%