CERITA HANTU MELIHAT KUNTILANAK MERAH DU SEKOLAH BANDUNG
Cerita Misteri - Ada cerita hantu melihat kuntilanak merah di sekolah Bandung yang dikirim oleh Nadia seorang siswi SMP negeri di daerah bandung. Seperti apa seramnya cerita yang dialami Nadia sewaktu berada di sekolahnya. Kita simak langsung penuturannya di bawah ini.
Nama saya nadia siswa kelas 8 salah satu sekolah tingkat pertama di kota bandung. Saya ingin bercerita mengenai sebuah pengalaman yang pernah saya rasakan sendiri, saya lihat sendiri di sekolah tempat saya belajar.
Hampir 2 tahun lamanya aku sekolah di SMP tersebut namun belum pernah berada si sana pada malam hari kecuali saat mengikuti kegiatan kemah pramuka waktu kelas 7 dulu. Nah pada suatu hari seingatku malam rabu waktu mau ngerjain tugas Matematika yang dikasih Pak Guru tadi pagi rupanya buku paket matematika milik aku tertinggal di bangku sekolah.
Haduh bingung bukan kepalang, mau minjem ke rumah teman tapi rumahnya pada jauh semua. Mana pelajaran Matematika besuknya jam pertama lagi. Aku coba ke kamar kak Adi dan memintanya untuk mengantarku ke rumah teman pinjam buku pelajaran, namun karena dianya juga baru ngerjain tugas kuliah makanya gak mau dengan alasan macem-macem.
Its ok, aku lantas mencoba merengek ke ibuk biar nyuruh Kak Adi nganterin aku. Akhirnya mau gak mau kak Adi nganter juga deh, maklum yang memberi perintah ibuk, mana berani dia menolak.
Singkatnya karena rumah temanku Wati berada lebih jauh dari sekolah kak Adi memintaku untuk mengambil buku yang tertinggal di laci bangku sekolah saja. Ya udah deh, daripada gak ada yang nganterin lagi pula malam itu jam sudah menunjukan pukul 8 lebih.
Setibanya di sekolah suasana memang sangat sepi dan menyeramkan, maklum lah gedung itu cuma dipakai buat kegiatan belajar di pagi hari saja. Terlebih lampu penerangan yang nyala hanya di pojok sekolah saja yang dekat dengan rumah penjaga kebun yakni Pak Waluyo.
Kak Adi menghentikan motornya tepat di depan rumah jaga Pak Waluyo sehingga suara motornya membuatnya penasaran dan keluar rumah. Setelah mengutarakan maksud dan tujuanku ke sekolah akhirnya Pak Waluyo memberiku kunci kelas biar aku buka sendiri.
“Tapi lampu kelas kami mati lho neng” ucap beliau sambil mengasih kunci kelas.
“Gak papa Pak, aku sudah hafal kok letak bangku dan kursi di kelas” jawabku sambil nyelonong.
Sementara itu Kak Adi memilih untuk menunggu di atas motornya, mau gak mau deh aku berjalan sendiri menuju kelas yang jaraknya sekitar 500 meter dari kak Adi berdiam diri.
Saat melintasi toilet sekolah aku merasakan ada yang menepuk bahuku, namun tak aku hiraukan perasaan itu, yang penting buku pelajaran Matematika miliku ketemu sekarang juga gumamku dalam hati. Hampir 3 menit aku coba buka pintu kelas namun tak kunjung ketemu kunci mana yang tepat, mana pak Waluyo memberikan semua kunci pintu sekolah lagi, hadewh payah nih bikin tambah takut dan merinding aja, batinku dalam hati.
akhirnya setelah pintu kelas terbuka aku segera menuju tempat duduk dan memeriksa laci bangku tempatku duduk. Alhamdulillah akhirnya ketemu juga, setelah itu aku segera berdiri dan ingin keluar. Tiba-tiba saat aku berjalan menuju arah pintu sosok hantu muncul di bangku paling ujung sebelah pintu. Histeris dan teriak tak karuhan aku lakukan karena reflek saking takutnya.
Sosok kuntilanak merah dengan rambut panjang menutupi sebagian mukanya serta darah di bagian wajah yang terlihat menambah teriakanku makin menjadi. Badanku gemetar, gak bisa jalan meskipun aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk berlari namun hal itu sia-sia saja.
Hampir saja aku pingsan karena melihat penampakan hantu kuntilanak di sekolahku itu, untungnya Pak Waluyo dan Kak Adi segera berlari begitu mendengar teriakanku.
Misterius, kakak dan Pak Waluyo sama sekali gak melihat ada wanita di samping pintu, sementara aku terus mencoba membuka mukaku dari tutupan tanganku sendiri.
Ya ampun ternyata masih ada sosok itu dan teriakan kembali keluar dari mulutku sambil memeluk Kak Adi. Pelan-pelan Kak Adi menuntunku keluar kelas menuju motor. Setelah menenangkanku Kak Adi kemudian berpamitan pada Pak Waluyo dan segera pulang kerumah.Sesampainya di rumah badanku masih terasa gemetar, panas dingin gak karuan mengingat kejadian yang barusan aku alami.